Pertama kali gw pribadi tau dan ngeliat kesenian Tanjidor melalui acara sinetron yang sempat terkenal yaitu “Si Doel Anak Sekolahan” yang pada waktu itu diperankan oleh Rano Karno, Alm. Benyamin Sueb, dan kawan-kawan. Pertemuan kedua gw dengan Tanjidor terjadi di salah satu acara di sekitar rumah gw yang lama di Bekasi.
Tanjidor merupakan sebuah kesenian aseli Jakarta yang tumbuh di awal abad ke-19, kesenian musik ini menggunakan alat-alat modern seperti trombhon, piston (comet a piston), tenor, klarinet, as, dilengkapi alat musik tabuh membran, yang biasa disebut tambur atau genderang. Namun seperti kesenian-kesenian lama yang lain, lambat laun kesenian Tanjidor ini usang dengan sendririnya dimakan usia, dari tahun ke tahun peminatnya semakin sedikit terlihat dari langkanya pertunjukan atau orkes Tanjidor yang diadakan pada acara-acara seperti pernikahan maupun khitanan di Jakarta.
Fenomena ini memang tidak lepas dari efek pergesaran budaya yang dialami oleh Indonesia, hampir sebagian anak muda Indonesia disuguhkan dengan musik-musik modern dari barat dan sangat sedikit sekali kesempatan yang memungkinkan untuk berinteraksi dengan musik Tanjidor ini.
Ada sebuah video animasi yang sedikit menggambarkan kehidupan para pemain tanjidor pada zaman sekarang ini, silahkan nikmati karya teman saya Umar berikut ini