Barokah dan ridho Allah, gak ada hubungannya sama harta dan kapital yg sedang kita punya…
Gak usah kepedean, kalo lagi mudah harta didapat berarti Allah lagi di pihak kita.. Ingat saja nasib si manusia super kaya qarun yang dipendam bersama seluruh hartanya yang sangat banyak ke dalam perut bumi.
Jangan juga buru-buru buruk sangka, jika sedang sulit mendapat harta, berarti Allah sedang menghukum dan jauh dari kita… Ingat saja cerita para nabi yang kebanyakan diantaranya justru tidak bergelimang harta.
Moso hal abstrak macam ridho dan keberkahan Allah di-parameter-kan dengan kefanaan harta dunia.. ?
Tapi memilih berjuang mendapatkan ridho dan barokah Allah, melalui kefanaan harta utk seluas-luasnya berbagi manfaat dgn ummat lainnya, bukanlah hal naif yang utopis nan mustahil utk diperjuangkan.
Kalau kata om Muhammad Ihsan Akhirulsyah:
“harta itu netral. capital itu netral. attitude yg tidak netral. attitude bs membawa kebaikan (maslahat) bisa juga membawa keburukan (mudharat).”
PS:
Attitude yang dimaksud bukan sekedar perilaku sebagai produk akhirnya, tapi dimulai dari mindset yang kemudian membentuk prasangka kita sendiri terhadap kebesaran Allah SWT, yang ujungnya tercermin dalam perilaku kita sehari-hari.
One reply on “Hubungan Antara Barokah dan Ridho Allah dengan Harta yang Kita Miliki”
Jadi pada intinya, harta itu tidak salah, yang salah adalah cara mendapatkannya?