Ini kali pertama saya menulis tentang hikmah yang saya dapatkan dari kegiatan yang bersifat Islami di bulan Ramadhan ini, bila sebelumnya saya menuliskan pelajaran yang saya dapat dari sebuah film maka kali ini akan saya coba tuliskan mengenai hikmah yang baru saja saya dapatkan dari kuliah subuh yang disampaikan oleh ustadz Syaiful di Mesjid dekat rumah saya selepas solat Shubuh berjamaah hari ini.
Ustadz Syaiful merupakan seorang pegawai Departemen Kehutanan yang kebetulan di hari ini Sholat berjamaah di mesjid tersebut dikarenakan baru pulang dari Kalimantan (katanya maklum hutan kan sekarang adanya di Pulau-pulau seberang kata beliau), beliau pada hari ini ditembak langsung oleh pengurus mesjid sebagai pengisi kuliah subuh dikarenakan Ustadz yang seharusnya mengisi memberi kabar tidak bisa datang.
Dalam ceramahnya, Ustadz Syaiful mengatakan bahwa Islam yang kita terima sekarang ini (khususnya di daerah saya tinggal) merupakan ajaran Islam yang diwariskan oleh nenek moyang dan ulama-ulama terdahulu, dan kita sebagai penerusnya harus mengingat perjuangan keras ulama-ulama terdahulu dalam menyebarkan ajaran Islam dan menjadikan sejarah tersebut sebagai cambuk untuk kita juga ikut menjaga ajaran Islam minimal untuk kita sendiri dan keluarga beserta keturunan kita kelak.
Beliau juga menyinggung seputar kondisi yang cukup menyedihkan dalam hal tontonan di masyarakat Indonesia, terutama televisi. Seperti yang sama-sama kita ketahui banyaknya jam tayang sinetron di saluran televisi lokal kita yang menampilkan dialog antara anak dan orangtua, sayangnya dialog yang ditampilkan jauh dari kata Islami. Kita bisa lihat bagaimana anak membentak orang tua dengan sangat kasar, bagaimana orang tua juga bersikap seenaknya terhadap anaknya, hal ini menurut Ustadz Syaiful merupakan hal yang berlebihan yang padahal bukan perilaku mayoritas masyarakat kita dan adegan ini ditampilkan hanya ingin mengejar rating dan jumlah iklan yang banyak. Sedihnya tontonan ini disaksikan tidak hanya oleh orang dewasa yang sudah bisa menilai baik-buruk sebuah perkara/perilaku tapi juga disaksikan oleh anak-anak yang sedang dalam fase meniru juga belum bisa menilai baik-buruknya sebuah perkara/perilaku, dan otomatis kelakuan-kelakuan buruk yang sebenarnya belum banyak terjadi di masyarakat umum ini pun menjadi perilaku yang benar-benar akan dilakukan oleh anak-anak sebagai peniru terbaik.
Nah, karena kondisi lingkungan dan tontonan yang sudah tidak kondusif bagi pendidikan moral dan perilaku anak ini, Ustadz Syaiful menyarankan pada kita-kita yang sudah bisa membedakan baik-buruknya perkara/perilaku untuk senantiasa menjaga tontonan keturunan kita nanti, dan yang paling utama adalah kita sendiri harus berprilaku baik terhadap orang tua kita dengan ikhlas dan InsyaAllah kita akan juga diberikan pertolongan dalam mendidik anak-cucu kita nanti supaya mereka bisa berperilaku baik kepada kita, orang tua mereka kelak. Karena saya sendiri pun yakin tantangan dalam mendidik anak di masa depan akan semakin sulit, dan tanpa pertolongan Allah tidaklah mungkin akan tercipta anak-anak Soleh dan Solehah dalam kondisi lingkungan dan tontonan yang menyedihkan seperti sekarang ini.
inilah sedikit hikmah yang saya terima pagi ini, dan semoga dapat mengingatkan kita semua (khususnya penulis) untuk bisa senantiasa berperilaku baik kepada orang tua.
Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al-Israa: 23-24)
Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
9 replies on “Hikmah Kuliah Subuh hari ke-15 Ramadhan”
(doh)emang tontonan jaman sekarang udah gak sehat, berhubung ente perawat, sembuhin tu.. (evil_grin) (ninja)
saya belum jadi perawat mas… (goodluck)
Saat ini tontonan di televisi kita memang dikuasai 2 PH besar, yaitu milik India dan China. Di sisi ini memang kita sangat lemah. Moga kelak warna Islam akan juga merambah ke dunia pertelevisian dan hiburan kita ya, amien :)
ammiinnn….
Bang Iman mau jadi bintang-nya yah… (haha)
kadang kita orang tua jika repot, maka mempercayakan tayangan film untuk membuat si anak anteng , tidak rewel ..
padahal apa yang ditayangkan itu .. sebagaian besar – menurut saya- belum pantas dikonsumsi anak kecil .. perlakuan kasar, tindakan jahat dan sadis .. cukup sering membumbui tayangan di tv ..
sudah kewajiban ortu untuk memfilter tayangan di tv dan mendampingi apa yang dikonsumsi oleh anak2 .. jangan sampai menyesal nantinya atau terkaget2 melihat perubahan perilaku anak ..
Mengembalikan Jati Diri Bangsa
mau gimana lagiii, perkembangan jaman ga bisa ditahan
waspadalah…waspadalah…. :)
seharusnya ada pihak yang berperan menghentikan tontonan yang tidak mendidik bagi anak agar generasi kedepan menjadi lebih baik
ya pihak tersebut adalah para orangtua… harus jaga anaknya baik2… :)
makasih ya udah mampir , salam kenal :)