Bermula dari keikutsertaan saya dalam sebuah organisasi kepemudaan yang bernama YEP! (Youth Empowering) yaitu sebuah organisasi baru yang memiliki visi untuk bisa memberdayakan pemuda Indonesia di segala bidang yang mungkin kami bisa jangkau, yang tentunya sama-sama kita tahu bahwa pemuda adalah kunci dari kemajuan sebuah bangsa dan negara.
Namun ternyata potensi YEP! ternyata dilirik oleh sebuah organisasi yang jauh lebih besar yaitu Global Peace Festival Foundation. dan kami pengurus YEP! mendapatkan kesempatan untuk diberikan pelatihan oleh GPFF dalam bentuk workshop selama dua hari satu malam di Puncak. Apa sih bentuk pelatihannya? dan buat apa harus dilatih segala? Mungkin sebelumnya akan saya ceritakan dengan singkat apa sih sebetulnya GPFF tersebut? apa sih visi dan misi yang diusung oleh GPFF?
GPFF sebuah organisasi yang memiliki misi perdamaian dunia, memiliki mimpi di suatu saat tidak ada lagi pembeda-bedaan orang berdasarkan warna kulit, kebangsaan, suku, ras, agama, dan pembatas-pembatas lainnya yang sampai sekarang menjadi alasan terkuat untuk berperang dan menciptakan ketidaknyamanan yang mengglobal di seluruh dunia. Untuk memenuhi mimpi tersebut dibutuhkan usaha yang tidak mudah juga dibutuhkan banyak sukarelawan yang aktif untuk menyuarakan dan tidak hanya cukup sampai di situ melainkan juga sukarelawan yang aktif melakukan kegiatan-kegiatan sosial yang mendukung visi dan misi tersebut.
Menjadi sukarelawan (selanjutnya disebut GPV, Global Peace Volunteer) bukanlah perkara mudah, karena harus memahami dulu konsep “Peace” yang dibawa oleh GPFF ini. ada 3 Pilar utama yang mendukung tercapainya perdamaian yang mendunia menurut GPFF:
- Persatuan Antar Umat Beragama
- Penguatan Keluarga
- Budaya untuk Melayani Orang Lain
Ketiga hal di atas merupakan hal yang paling mudah untuk dikatakan namun menjadi hal yang paling sulit untuk dilaksanakan. Persatuan Antar Umat Beragama di sini tentunya tetap memiliki batas, yaitu secara ibadah kita tetap melakukannya sesuai dengan kepercayaan masing-masing namun untuk kegiatan sosial seperti membantu korban bencana alam, membangun sekolah yang runtuh akibat minimnya perhatian pemerintah, dan kegiatan-kegiatan sosial lain maka Agama tidak lagi menjadi masalah, karena di sinilah entitas kita sebagai manusia yang sama sebagai makhluk ciptaan Tuhan (apapun agama dan kepercayaannya) harus sama, karena diyakini bahwa di seluruh ajaran agama yang ada, pastilah menyuruh kita saling membantu dalam kebaikan.
Begitu pun dengan keluarga, dengan semakin baiknya kualitas sebuah keluarga maka anak-anak yang ada di dalam keluarga tersebut akan tumbuh menjadi orang yang berkualitas juga yang mungkin saja ketika dewasa menjadi pemimpin negara, dan akhirnya akan membawa kebaikan bagi seluruh rakyatnya.
Yang terakhir adalah Kebiasaan/budaya untuk melayani orang lain, ini yang sampai sekarang belum banyak dimiliki oleh kita kebanyakan orang Indonesia. Sudah berapa banyak kah kita mendedikasikan waktu kita khusus untuk membantu orang lain sekecil atau sesederhana apapun bantuannya?
di acara pelatihan kemarin diberikan materi dan simulasi mengenai ketiga hal di atas, banyak hal baru yang saya dapatkan pada kesempatan ini. Banyak juga teman-teman baru yang menginspirasi dan memotivasi saya, terutama dalam berbicara dalam Bahasa Inggris karena 2 hari kemarin penuh menggunakan bahasa Inggris berhubung pembicara dan panitia acaranya datang dari Malaysia. Saya sendiri yang kemampuan Bahasa Inggrisnya pas-pasan (pas mau ngomong pas lupa vocabulary-nya, hehehe) menjadi terpaksa mengerahkan semua kemampuan English saya untuk berbicara di depan orang banyak (tetep aja blepotan walaupun udah segenap kemampuan dikerahkan).
Sekian gambaran umum tentang acara yang saya ikuti 2 hari terakhir (Sabtu dan Minggu), tunggu tulisan bagian 2 nya ya, yang akan bercerita lebih detil, lengkap dengan foto dan “kegilaan” insight yang saya dapatkan di acara ini, untuk awalan saya akan lampirkan beberapa fotonya:
silahkan klik link berikut untuk melihat foto-fotonya –> https://www.facebook.com/media/set/?set=a.1445900428177.2062731.1253139745&type=3
4 replies on “Global Peace Volunteer Camp (bagian 1)”
(woot)doni diantara para sesepuh…
sesepuh pegimana ham maksudnya?? (thinking)
Assalamulaikum, salam kenal doni, saya vian. dulu saya pernah ikut pelatihan Young Leader Assembly by Global Peace Organization di perpusnas. tapi kok saya gak pernah dapat informasi tindak lanjut lagi ya. mungkin doni bisa kasih informasi tentang global Peace. saya ingin sekali terlibat di kegiatan Global peace.
Bellissmo mio amico…. keep the gud work dude…. *kapan ni para dedengkot di summon dr tmpt peristirahtannya masing2 biar bsa ngmpl lg… :)))))