Aku tahu bahwa rasa ini adalah anugerah dari-Nya
dan Aku juga tahu bahwa rasa ini mungkin tak berbalas seperti harapku
Tapi aku lebih tahu bahwa rasa ini sangat perlu untuk dikeluarkan, setidaknya lewat tulisan ini bila memang belum waktunya
Tersusun rapih memori demi memori, yang mungkin tak seberapa istimewa bagimu
tak sengaja bingkai-bingkai memori ini tersimpan sejak jumpa pertama, yang mungkin bahkan tak sama sekali ada di lemari hatimu
bila hujan turun membasahi batang pohon yang mati itu, kemudian lumut kecil pun tumbuh
harapku rasa ini seperti hujan itu yang lambat laun menumbuhkan rasa di hatimu
Lalu timbul pertanyaan, Kenapa tak ku utarakan saja padamu?
kenapa tak ku sampaikan saja tentang isi hatiku padamu?
Namun lebih jauh kumembatin, sebegitu egoiskah aku? sampai menampikkan akibatnya bagimu
padahal ku tahu belum siapnya kau mendengar apapun dariku
Meski tak setiap hariku bertemu wajah denganmu
meski tak setiap hari gendang telingaku tergetar oleh suaramu
namun tiap aksara yang kau layangkan di media sosialmu sungguh lebih dari cukup membasahi keringnya hatiku
Maafkan bila tulisan ini begitu pengecut bagimu
maafkan bila tak bisa kutunjukkan rasaku dalam bersikap kepadamu
karena bagiku kini hanya seperti ini lah yang terbaik bagimu, yang berarti juga baik bagiku…
One reply on “Bukan Puisi Cinta”
waaahhh… berrraaattttt…..