setelah di postingan sebelumnya saya menceritakan sedikit kehidupan saya hingga SMP, pada postingan ini saya akan melanjutkan cerita perjalanan hidup saya mulai dari SMA. Tahun 2002 saya lulus dari SLTPN 12 Bekasi, banyak dari teman-teman saya pada saat itu mengidam-idamkan masuk ke SMA unggulan di Bekasi, namun lain halnya dengan ramadoni yang kurang berminat untuk meneruskan sekolah ke SMA di wilayah Bekasi sekalipun untuk SMA unggulan. Saya dan keluarga pada saat itu menilai bahwa kualitas pendidikan di wilayah Bekasi belum cukup membuat ramadoni menjadi pelajar yang lebih baik lagi, dan kami sepakat untuk melanjutkan sekolah ke SMA di wilayah Jakarta.
Namun seperti kebanyakan pelajar lainnya, pilihan utama jatuh kepada sekolah yang memiliki jarak terdekat ke rumah namun tetap sesuai dengan kriteria pilihan ramadoni, yaitu “asal sekolah di Jakarta” pada saat itu Ibu ramadoni yang luar biasa peduli terhadap pendidikan anaknya melakukan survey ke beberapa sekolah di Jakarta Timur (karena wilayah ini yang terdekat dengan tempat tinggal saya saat itu), beberapa sekolah yang didatangi anatara lain SMAN 91 Jakarta, SMAN 61 Jakarta, SMAN 81 Jakarta, dan SMAN 12 Jakarta. dari keempat sekolahan itu Ibu ramadoni lebih berminat terhadap SMAN 61 Jakarta, berikut beberapa pertimbangan beliau yang saya akui cukup jeli dalam memilihkan sekolah untuk anak-anaknya:
- sekolahan tidak terlalu besar, karena ini sangat berhubungan dengan kualitas kontak antara guru dan murid, semakin besar fisik sekolahan berarti kontak guru-murid akan semakin kecil peluangnya, dan ini kurang disenangi oleh Ibu saya “buat apa mahal-mahal bayar sekolah kalau muridnya jarang tersentuh oleh gurunya??”, kata Ibunya ramadoni
- kondisi kebersihan lingkungan sekolah terjaga, ini merupakan cerminan sekolah yang sangat memperhatikan disiplin, “bila kebersihan aja gak terjaga gimana mau buat anak didiknya disiplin dalam belajar” (betul juga yah)
- posisi sekolah tidak terlalu dekat dengan jalan raya, dapat menjaga konsentrasi murid dalam belajar.
- prestasi akademik (dilihat dari pencapaian lulusan di tahun-tahun sebelumnya) dalam kondisi baik, yaitu mayoritas diterima di perguruan tinggi negeri (tapi sekarang kayaknya gak bisa dijadiin patokan deh poin ini).
Kira-kira itulah yang sebagian kecil yang bisa saya ingat dari sekian banyak pertimbangan. Namun ternyata oh ternyata, bagi ramadoni yang sebelumnya bersekolah di luar wilayah Jakarta mendapatkan perlakuan “istimewa” yang sempat membuat jantung saya berdebar-debar. bagaimana tidak bila mendengar bahwa hanya 10% dari seluruh quota kursi di Sekolah Jakarta yang boleh ditempati oleh calon siswa/i yang berasal dari luar Jakarta, pendek kata ramadoni harus bersaing dengan ratusan orang yang datang dari seluruh penjuru Indonesia untuk meraih porsi 10% tersebut. dan Alhamdulillah ramadoni berada pada posisi 6 kala itu dari 12 kursi yang tersedia.
di Sekolah ini lah ramadoni bertemu dengan orang-orang hebat lainnya yang belum pernah ramadoni temui sebelumnya, pada awalnya banyak dari mereka yang membuat motivasi belajar ramadoni cukup tinggi namun lama kelamaan entah mengapa semangat belajar menjadi turun dan lebih banyak latihan band sepulang dari sekolah ketimbang mengerjakan PR dan kawan-kawannya. Alhasil nilai ramadoni menurun pada kelas 2 jika dibandingkan prestasinya di kelas 1 SMA, melihat hal ini Ibu ramadoni akhirnya mengambil tindakan (layaknya pihak berwajib) yang mengembalikan ramadoni ke jalan yang benar dan sesuai perannya sebagai pelajar SMA.
setelah naik ke kelas tiga, secara ajaib ramadoni tersadar sesadar-sadarnya bahwa ternyata setahun terakhir (selama kelas 2) dirinya telah menyia-nyiakan waktunya selama sekolah, dan akhirnya ramadoni bertekad untuk belajar keras dan cerdas untuk meraih cita-citanya. di kelas 3 ini pun ramadoni untuk pertama kalinya serius merasakan sesuatu yang bergetar di dadanya ketika bertemu dengan salah seorang siswi di kelasnya (suitt.. suitt…) di kelas 3 SMA ini pun ramadoni pertama kali mengerti apa itu arti persahabatan yang sebenarnya. Intinya kelas 3 SMA merupakan masa-masa yang walauoun tidak terindah dalam hidup tapi tetap memiliki kesan yang mendalam dalam perjalanan hidupku yang beruntung ini. Alhamdulillah
lanjut ke bagian 3 yow… =)